Pajak Progresif Mobil: Aturan hingga Cara Perhitungannya

Pajak progresif mobil sering kali menjadi kejutan bagi pemilik kendaraan yang belum memahami cara kerjanya. Bukan sekadar kewajiban tahunan, pajak ini diberlakukan untuk mengontrol jumlah kendaraan pribadi di jalanan. Semakin banyak mobil yang kamu miliki, semakin tinggi tarif pajaknya. Kebijakan ini bukan hanya soal biaya tambahan, tetapi juga bagian dari strategi pemerintah dalam mengatasi kemacetan dan polusi.
Namun, bagaimana sebenarnya cara menghitung pajak progresif mobil? Apakah kendaraan kamu termasuk yang terkena pajak ini? Cari tahu lebih lanjut melalui artikel Igloo agar kamu tidak lagi terkejut saat membayar pajak kendaraan berikutnya!
Aturan Pajak Progresif Mobil

Di Indonesia, penerapan pajak progresif kendaraan bermotor diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-undang ini memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menetapkan tarif pajak progresif sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah.
Untuk menghitung pajak progresif mobil, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan:
- Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB): Merupakan harga dasar kendaraan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. NJKB tidak sama dengan harga pasar kendaraan.
- Tarif Pajak Progresif: Tarif ini berbeda-beda di setiap daerah dan biasanya meningkat seiring dengan jumlah kendaraan yang dimiliki.
- Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ): Merupakan sumbangan yang diwajibkan untuk setiap kendaraan bermotor sebagai dana pertanggungan kecelakaan.
Pajak Progresif Mobil di Jakarta
Pajak progresif kendaraan bermotor di Jakarta mengalami perubahan signifikan dengan diberlakukannya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang mulai efektif pada 5 Januari 2025. Perubahan ini bertujuan untuk menyederhanakan struktur tarif dan mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam memiliki kendaraan.
Sebelumnya, tarif pajak progresif di Jakarta memiliki 17 tingkatan, dimulai dari 2% untuk kendaraan pertama hingga mencapai 10% untuk kendaraan ke-17. Dengan peraturan baru, struktur ini disederhanakan menjadi lima tingkatan dengan kenaikan tarif sebesar 0,5% untuk setiap kepemilikan kendaraan tambahan. Berikut rincian tarif terbaru:
- Kendaraan Pertama: 2%
- Kendaraan Kedua: 3%
- Kendaraan Ketiga: 4%
- Kendaraan Keempat: 5%
- Kendaraan Kelima dan seterusnya: 6%
Sebagai ilustrasi, jika kamu memiliki dua mobil, maka mobil pertama dikenakan pajak sebesar 2% dari NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor), sedangkan mobil kedua dikenakan pajak sebesar 3% dari NJKB. Perubahan ini diharapkan dapat memberikan keadilan dan mendorong efisiensi dalam penggunaan kendaraan pribadi.
Menariknya, peraturan ini memberikan pengecualian bagi kepemilikan kendaraan dengan jenis roda yang berbeda. Artinya, jika seseorang memiliki satu sepeda motor dan satu mobil, masing-masing dianggap sebagai kepemilikan pertama dan tidak dikenakan tarif progresif. Hal ini mendorong diversifikasi kepemilikan kendaraan tanpa memberatkan pemilik dengan pajak yang lebih tinggi.
Cara Mengetahui Apakah Mobil Kita Terkena Pajak Progresif
Pajak progresif kendaraan bermotor adalah kebijakan yang diterapkan untuk mengendalikan jumlah kendaraan dan mengurangi kemacetan serta polusi udara. Tarif pajak ini meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang dimiliki oleh seseorang. Terdapat sejumlah cara mengetahui mobil kena pajak progresif, yaitu:
1. Memeriksa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)
Informasi mengenai status pajak progresif dapat ditemukan pada STNK, tepatnya pada lembar Surat Ketetapan Pajak Daerah (PKB)/ Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang biasanya berwarna coklat.
Di bagian kiri bawah lembar tersebut, terdapat kode angka yang menunjukkan urutan kepemilikan kendaraan. Misalnya, kode “001” menkamukan kendaraan pertama, “002” untuk kendaraan kedua, dan seterusnya. Semakin tinggi angka tersebut, semakin tinggi tarif pajak yang dikenakan.
2. Menggunakan Layanan Online
Beberapa pemerintah daerah menyediakan layanan online untuk memeriksa status pajak kendaraan. kamu dapat mengunjungi situs resmi Samsat atau e-Samsat sesuai dengan domisili kamu. Selain itu, aplikasi Samsat Digital Nasional (SIGNAL) juga dapat digunakan untuk mengecek informasi pajak kendaraan secara online. Pastikan untuk menggunakan layanan resmi guna menghindari informasi yang tidak akurat.
3. Menghubungi Kantor Samsat Terdekat
Jika kamu mengalami kesulitan atau memerlukan informasi lebih lanjut, kamu dapat langsung mengunjungi kantor Samsat terdekat. Petugas di sana akan membantu memeriksa status pajak kendaraan kamu dan memberikan penjelasan mengenai tarif pajak progresif yang berlaku.
Cara Menghitung Pajak Progresif Mobil
Pajak progresif kendaraan bermotor adalah kebijakan yang diterapkan untuk mengendalikan jumlah kendaraan dan mengurangi dampak negatif seperti kemacetan dan polusi udara. Tarif pajak ini meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang dimiliki oleh seseorang atau badan hukum. Memahami cara menghitung pajak progresif mobil penting agar kamu dapat merencanakan keuangan dengan lebih baik.
Untuk dapat melakukan perhitungan pajak progresif mobil, ada beberapa hal yang harus terlebih dipahami, di antaranya adalah:
- Mengetahui NJKB yang bisa ditemukan pada Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) atau ditanyakan langsung ke Samsat setempat.
- Mengetahui tarif pajak progresif yang berlaku di daerah di mana kendaraan kamu dioperasikan
- Menghitung pajak kendaraan bermotor (PKB) dengan rumus PKB = NJKB x Tarif Pajak Progresif
- Menambahkan SWDKLLJ yang besarannya ditetapkan secara nasional, di mana mobil penumpang non-umum, biasanya sebesar Rp143.000 per tahun.
Berikut adalah ilustrasi cara hitung pajak progresif mobil yang bisa kamu lakukan:
Total Pajak = PKB + SWDKLLJ
Contoh Perhitungan Pajak Progresif Mobil
Misalkan kamu memiliki dua mobil dengan NJKB masing-masing sebesar Rp200.000.000. Tarif pajak progresif di daerah kamu adalah 2% untuk kendaraan pertama dan 2,5% untuk kendaraan kedua.
Mobil Pertama:
PKB = Rp200.000.000 x 2% = Rp4.000.000
Total Pajak = PKB + SWDKLLJ = Rp4.000.000 + Rp143.000 = Rp4.143.000
Mobil Kedua:
PKB = Rp200.000.000 x 2,5% = Rp5.000.000
Total Pajak = PKB + SWDKLLJ = Rp5.000.000 + Rp143.000 = Rp5.143.000
Dengan demikian, total pajak yang harus kamu bayarkan untuk kedua mobil tersebut adalah Rp4.143.000 untuk mobil pertama dan Rp5.143.000 untuk mobil kedua.
Saat hendak menghitung pajak progresif mobil, pastikan kamu memahami beberapa hal berikut:
- Tarif pajak progresif dapat berbeda di setiap daerah. Pastikan kamu mengetahui peraturan yang berlaku di daerah kamu.
- Gunakan data NJKB yang akurat dan terbaru untuk perhitungan yang tepat.
- Jika kamu ragu atau memerlukan informasi lebih lanjut, misalnya dengan menghubungi kantor Samsat setempat.
Memahami apakah kendaraan kamu terkena pajak progresif sangat penting untuk perencanaan keuangan kamu. Dengan mengetahui status ini, kamu dapat mengantisipasi besaran pajak yang harus dibayarkan setiap tahunnya. Selain itu, jika kamu berencana menambah jumlah kendaraan, pertimbangkan dampak pajak progresif terhadap anggaran kamu.
Berbicara tentang mobil, tentunya kamu tahu seberapa penting proteksi dari risiko yang bisa terjadi pada kendaraan kesayangan. Apabila kamu ingin mendapatkan proteksi terbaik, segera beli Asuransi Mobil dari Igloo dengan beberapa langkah mudah berikut:
- Masuk ke halaman “Asuransi Mobil” di website Igloo.
- Pilih asuransi mobil yang paling sesuai, apakah Asuransi Mobil TLO atau Asuransi Komprehensif.
- Kemudian klik “Cari di Sini” pada jenis asuransi yang dipilih.
- Pastikan untuk mengisi informasi terkait kendaraan yang diasuransikan dengan benar.
- Lakukan pembayaran premi asuransi dengan memilih metode pembayaran yang sesuai preferensi, apakah transfer bank, virtual accounts, dompet digital.
- Polis akan segera diterbitkan setelah pembayaran terkonfirmasi di sisi pihak asuransi.
Selain Asuransi Mobil, Igloo juga menyediakan beberapa produk asuransi lain. Nah, kamu bisa memutuskan produk asuransi apa yang juga kamu butuhkan. Apakah Asuransi Motor, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Perjalanan, atau Asuransi Hewan Peliharaan.