9 Penyebab Kucing Bau Mulut Pada Kucing dan Cara Mengatasinya

Bau mulut pada kucing sering membuat pemilik resah. Mulut yang tidak segar bisa jadi tanda masalah kesehatan, dari penumpukan bakteri hingga penyakit serius. Kucing yang bau mulut dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatannya sendiri.
Solusinya, memahami penyebab dan perawatan tepat adalah langkah awal untuk atasi bau mulut. Dengan perawatan yang sesuai, kesehatan mulut kucing bisa terjaga, menghilangkan bau tidak sedap, dan membuatnya lebih nyaman serta sehat.
Untuk kamu yang kucingnya mengalami permasalahan bau mulut, berikut ini akan kami jelaskan bagaimana cara mengobati kucing bau mulut. Namun sebelum itu, kamu harus tahu terlebih dahulu apa saja yang menjadi penyebabnya, sebagai berikut ini.
Penyebab Kucing Bau Mulut

Mulut kucing yang bau bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari jenis makanan yang diberikan, gangguan kesehatan, sampai dengan faktor usia. Nah, berikut adalah beberapa penyebab nafas kucing berbau:
1. Faktor Usia dan Riwayat Penyakit
Kucing yang sudah berusia lanjut lebih rentan mengalami masalah bau mulut karena penurunan kesehatan. Usia tua dapat menyebabkan penumpukan bakteri dan masalah kesehatan lainnya, seperti feline leukemia virus atau calicivirus, yang berpotensi memperburuk bau mulut.
Selain itu, kucing dengan riwayat penyakit tertentu, terutama yang diwarisi dari induknya, cenderung memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan bau tidak sedap. Penyakit turunan atau infeksi sejak kecil dapat berdampak jangka panjang, mempengaruhi kesehatan mulut dan nafas kucing.
2. Penyakit Gigi
Penumpukan bakteri di dalam mulut kucing dapat menyebabkan kucing bau mulut dan berliur. Air liur yang mengandung bakteri dapat membentuk plak pada gigi, yang pada akhirnya mengeras menjadi karang gigi jika tidak dibersihkan secara teratur.
Tanda penyakit gigi pada kucing termasuk flek berwarna coklat, ngiler, kesulitan makan, dan radang gusi. Kondisi ini memerlukan perawatan khusus, seperti pembersihan gigi secara teratur untuk mencegah penumpukan bakteri yang semakin parah.
3. Nutrisi Makanan Tidak Tepat
Makanan yang kurang tepat juga bisa menjadi penyebab bau mulut pada kucing. Kucing yang mengonsumsi makanan basah atau daging mentah seringkali memiliki bau mulut yang lebih menyengat, karena makanan basah lebih mudah menempel pada gigi.
Makanan yang tidak membutuhkan banyak kunyahan cenderung meninggalkan sisa di mulut, sehingga memicu pertumbuhan bakteri. Untuk mengatasi ini, pemberian makanan kering yang lebih sedikit menempel di gigi bisa membantu mengurangi bau mulut kucing.
4. Gangguan Ginjal
Bau mulut pada kucing bisa menandakan adanya gangguan pada ginjal, yang menyebabkan penumpukan urea atau amonia dalam tubuh. Zat-zat tersebut kemudian menyebar ke aliran darah, menghasilkan bau mulut yang khas dan tidak sedap.
Selain itu, bau napas yang menyengat sering kali menjadi gejala awal masalah ginjal pada kucing. Jika dicurigai mengalami gangguan ini, pemeriksaan kesehatan ginjal perlu dilakukan oleh dokter hewan untuk penanganan yang tepat.
5. Penyakit Diabetes dan Gangguan Hati
Bau mulut yang manis atau beraroma khas pada kucing bisa menandakan diabetes atau masalah hati. Kucing yang mengalami diabetes mungkin memiliki bau napas yang seperti aroma manis atau asam akibat kadar glukosa darah yang tinggi.
Selain itu, gangguan hati pada kucing juga bisa menyebabkan bau napas yang tidak sedap. Masalah ini perlu segera ditangani oleh dokter hewan, terutama jika disertai gejala lain seperti penurunan nafsu makan atau kelemahan.
6. Penumpukan Plak dan Tartar
Plak dan tartar yang menumpuk pada gigi kucing bisa memicu bau mulut yang menyengat. Jika gigi tidak rutin dibersihkan, lapisan bakteri akan mengeras menjadi tartar yang sulit dihilangkan tanpa bantuan dokter hewan.
Penumpukan plak dan tartar tidak hanya menimbulkan bau tidak sedap, tetapi juga meningkatkan risiko infeksi pada gusi dan gigi. Membersihkan gigi secara teratur atau memberikan makanan khusus untuk kesehatan gigi bisa membantu mencegah masalah ini.
7. Jenis Makanan Kucing
Makanan kucing yang memiliki bau amis atau mengandung bahan kimia tertentu dapat memicu bau mulut. Makanan seperti ikan mentah atau makanan berbahan kimia juga bisa mempengaruhi aroma nafas kucing, terutama jika dikonsumsi secara rutin.
Jenis makanan yang lebih mudah menempel, seperti makanan basah, juga berkontribusi terhadap penumpukan bakteri di mulut. Untuk meminimalkan bau mulut, pilih makanan yang lebih kering atau khusus untuk kesehatan mulut kucing, agar sisa makanan tidak menempel lama.
8. Stomatitis
Stomatitis merupakan penyakit kucing bau mulut berupa peradangan di seluruh area mulut kucing, meliputi lidah, bibir, pipi, langit-langit, dan gusi. Kondisi ini biasanya dipicu oleh infeksi virus seperti FIV, FeLV, atau calicivirus yang membuat mulut kucing terasa nyeri.
Selain infeksi, reaksi alergi terhadap plak atau karang gigi juga dapat menyebabkan stomatitis. Akibatnya, mulut kucing menjadi sangat meradang, bengkak, berdarah, bahkan mengalami sariawan dan bau tidak sedap yang mengganggu kesehatannya.
9. Memakan Kotoran Sendiri
Coprophagia adalah perilaku kucing yang memakan kotoran sendiri atau hewan lain, yang sering kali menyebabkan bau mulut tidak sedap. Selain mengganggu kebersihan, kebiasaan ini juga bisa membawa risiko infeksi jika kotoran mengandung bakteri atau parasit.
Sementara itu, pica adalah kondisi medis di mana kucing sering memakan benda non-makanan seperti plastik atau kain. Kebiasaan ini tidak hanya menimbulkan bau mulut, tetapi juga membahayakan kesehatan kucing. Jika muncul gejala ini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter hewan.
Cara Mengatasi dan Mencegah Kucing Bau Mulut

Ada beberapa cara mengatasi kucing bau mulut yang bisa kamu lakukan berdasarkan dari penyebabnya. Setelah kamu tahu penyebab kucing bau mulut di atas, silahkan pakai cara agar kucing tidak bau mulut berikut sesuai dengan penyebabnya:
Pembersihan Gigi
Pembersihan gigi adalah langkah penting dalam menjaga kebersihan mulut kucing dan mencegah bau. Jika plak dan tartar menjadi penyebab utama, dokter hewan mungkin akan merekomendasikan prosedur pembersihan gigi secara profesional untuk menghilangkan bakteri.
Setelah prosedur ini, kamu juga dapat membantu menjaga kebersihan mulut kucing dengan menyikat giginya secara rutin. Menyikat gigi kucing secara rutin merupakan cara agar kucing tidak bau mulut yang paling mudah dilakukan.
Gunakan pasta gigi khusus untuk hewan peliharaan dan sikat lembut agar gigi tetap bersih dan bebas dari sisa makanan yang dapat menyebabkan bau.
Perawatan Gusi dan Mulut
Merawat gusi kucing juga penting untuk mengatasi bau mulut. Membersihkan bibir dan gusi dengan kain basah atau tisu lembut setelah makan dapat membantu mencegah penumpukan bakteri dan menjaga kesehatan mulut kucing.
Jika kucing mengalami infeksi gusi atau peradangan, dokter hewan dapat meresepkan obat atau perawatan yang sesuai. Perawatan ini membantu mengatasi peradangan serta mengurangi risiko masalah periodontal yang menyebabkan aroma tak sedap.
Penanganan Gangguan Kesehatan
Bau mulut pada kucing bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan lain, seperti masalah ginjal atau diabetes. Dalam kasus ini, pengobatan penyakit dasar diperlukan untuk membantu mengatasi bau mulut secara efektif.
Dokter hewan dapat memberikan perawatan yang meliputi obat-obatan atau terapi yang sesuai dengan kondisi kesehatan kucing. Dengan menangani masalah kesehatan utama, bau mulut pada kucing bisa berkurang atau hilang sepenuhnya.
Pemilihan Makanan yang Tepat
Memilih makanan yang tepat untuk kucing dapat membantu menjaga kesehatan mulutnya. Makanan khusus dengan tekstur yang dapat membantu membersihkan gigi saat dikunyah dapat menjadi pilihan yang baik untuk mengurangi bau mulut.
Hindari makanan berbau amis atau mengandung bahan kimia yang memicu bau mulut. Memastikan makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan gigi kucing akan membantu mengurangi penumpukan bakteri di mulutnya.
Pertimbangkan Penggunaan Produk Tambahan
Produk tambahan, seperti oral rinses atau makanan tambahan, dapat membantu mengurangi bau mulut pada kucing. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter hewan sebelum menggunakannya untuk memastikan keamanan dan keefektifan produk.
Beberapa produk tambahan juga mengandung bahan alami yang membantu menjaga kebersihan mulut kucing. Dengan perawatan tambahan ini, bau mulut bisa dicegah dan kesehatan mulut kucing terjaga dengan baik.
FAQ Seputar Bau Mulut Kucing
Masalah bau mulut pada kucing sering kali membuat pemilik hewan peliharaan merasa khawatir dan tidak nyaman. Selain mengganggu saat berinteraksi, bau mulut juga bisa menjadi tkamu adanya gangguan kesehatan yang lebih serius.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar bau mulut pada kucing, lengkap dengan jawabannya:
1. Apakah scalling gigi dapat membantu mengatasi bau mulu pada kucing?
Ya, tindakan scaling gigi pada kucing terbukti efektif untuk mengurangi bau mulut. Prosedur ini dilakukan dengan cara membersihkan penumpukan karang gigi yang sering kali menjadi faktor utama munculnya bau tak sedap dari mulut kucing.
2. Apakah bau mulut kucing bisa disebabkan oleh cacingan?
Benar, bau mulut pada kucing bisa menjadi tkamu adanya infeksi cacing. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan, yang pada akhirnya berdampak pada aroma napas kucing.
Namun, cacingan bukan satu-satunya penyebab. Bau mulut juga bisa muncul akibat masalah lain seperti gangguan pada gigi dan gusi, infeksi mulut, atau penyakit sistemik yang memengaruhi organ tubuh secara menyeluruh.
3. Bolehkah memberikan obat manusia untuk bau mulut?
Benar, beberapa jenis obat yang biasa digunakan oleh manusia ternyata bisa membantu meredakan masalah bau mulut. Contohnya, obat kumur dengan kandungan antibakteri seperti klorheksidin atau sitilpiridinium klorida efektif dalam mengurangi jumlah bakteri penyebab aroma tidak sedap di mulut.
Selain itu, obat untuk menangani kondisi medis tertentu seperti gangguan asam lambung atau infeksi sinus juga dapat berperan dalam mengurangi bau mulut jika kondisi tersebut menjadi pemicunya.
Kapan Harus Membawa Kucing ke Dokter?
Bau mulut pada kucing mungkin terlihat sepele, tetapi bisa menjadi tkamu awal dari masalah kesehatan yang lebih serius. Dalam konteks membahas penyebab kucing bau mulut, penting bagi pemilik hewan peliharaan untuk memahami kapan kondisi tersebut memerlukan penanganan medis segera.
Beberapa gejala tertentu tidak boleh diabaikan karena bisa jadi merupakan sinyal adanya infeksi, gangguan organ dalam, atau masalah gigi yang membutuhkan perhatian dokter hewan.
Berikut adalah tkamu-tkamu umum yang mengindikasikan kucing perlu segera dibawa ke klinik hewan:
- Gangguan pernapasan: Jika kucing bernapas dengan mulut terbuka, napasnya terdengar mengi, atau tampak kesulitan bernapas, ini bisa mengarah pada masalah paru-paru atau jantung. Gangguan pernapasan yang dibiarkan juga bisa memperburuk kondisi mulut dan memicu bau tidak sedap.
- Lemas dan lesu: Kucing yang tiba-tiba menjadi pasif, enggan bergerak, atau lebih sering bersembunyi bisa saja mengalami infeksi atau peradangan. Beberapa infeksi ini berkaitan erat dengan mulut, seperti abses gigi atau radang gusi, yang menjadi penyebab kucing bau mulut.
- Kehilangan nafsu makan: Masalah pada mulut seperti karang gigi atau sariawan bisa membuat kucing enggan makan karena rasa sakit. Jika nafsu makan menurun drastis disertai bau mulut, ini pertkamu perlu dilakukan pemeriksaan segera, termasuk kemungkinan tindakan scaling gigi.
- Gangguan buang air: Muntah, diare, atau kesulitan buang air kecil bisa menjadi gejala sistemik dari infeksi yang juga berdampak pada mulut. Kondisi seperti dehidrasi dan gangguan pencernaan dapat memperparah bau mulut kucing.
Memahami gejala-gejala di atas adalah langkah awal dalam menjaga kesehatan mulut dan tubuh kucing secara menyeluruh. Semakin cepat ditangani, risiko komplikasi dari penyebab kucing bau mulut bisa diminimalkan.
Jika ragu, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter hewan melalui layanan online atau kunjungan langsung ke klinik terdekat.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mulut Kucing
Menjaga kesehatan kucing kesayanganmu adalah prioritas sebagai pemilik hewan peliharaan yang peduli. Salah satu aspek penting yang sering diabaikan adalah perawatan kesehatan mulut. Plak, masalah gusi, dan gangguan kesehatan lainnya tidak hanya menyebabkan bau mulut, tetapi juga bisa memicu masalah yang lebih serius.
Dengan menjaga kebersihan gigi kucing, kamu membantu mengurangi risiko penyakit dan memastikan kucing tetap nyaman dan sehat.
Selain memberikan makanan yang memiliki tekstur untuk membantu kebersihan gigi, membersihkan gigi secara rutin juga sangat penting. Rutin berkonsultasi dengan dokter hewan akan membantu memantau kesehatan mulut dan mencegah masalah sejak dini.
Namun, terkadang perawatan hewan membutuhkan lebih dari sekadar rutinitas harian. Di sinilah perlindungan ekstra sangat berguna. Igloo menawarkan asuransi hewan peliharaan yang melindungi kamu dari pengeluaran tak terduga untuk perawatan kesehatan, termasuk pemeriksaan mulut dan tindakan pencegahan lainnya.
Selain itu, asuransi hewan peliharaan dari Igloo juga meng-cover biaya rawat jalan dan rawat inap di dokter atau klinik hewan terdekat, sehingga kamu bisa merasa tenang saat hewan peliharaan membutuhkan perawatan medis.
Di Igloo pembelian Asuransi Hewan Peliharaan cukup beberapa langkah saja dan kamu sudah bisa mendapatkan polis yang kamu inginkan, berikut ini langkahnya:
- Kunjungilah “Asuransi Hewan Peliharaan”.
- Tentukan polis asuransi hewan yang kamu butuhkan. Di Igloo telah menyediakan asuransi untuk anjing ataupun kucing kesayangan kalian meskipun tidak punya sertifikat (Stambum/ICA).
- Pilihlah “Cari di Sini” untuk menentukan hewan peliharaan yang akan kamu belikan asuransinya.
- Isikan detail informasi hewan peliharaan.
- Selesaikan tahap pembayaran dan dapatkan polis asuransinya. Setelah itu barulah kamu bisa melakukan klaim terhadap pertanggungan yang mereka berikan.
Di Igloo selain Asuransi Hewan Peliharaan, kamu juga bisa menemukan berbagai produk asuransi lain yang kamu butuhkan. Diantaranya Asuransi Sepeda Motor, Asuransi Mobil, Asuransi Kesehatan dan Asuransi Perjalanan.
Jangan sampai rancangan finansialmu terganggu hanya karena pembengkakan biaya perawatan hewan.