Waspadai Ciri dan Penyebab Ringworm pada Kucing & Lakukan Pengobatan yang Tepat
Kucing adalah hewan yang banyak dipilih sebagai peliharaan. Sayangnya, memelihara kucing tidak semudah yang dibayangkan. Hewan berbulu satu ini ternyata rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk ringworm. Ringworm pada kucing adalah infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh dermatofit, sejenis jamur yang menyerang lapisan luar kulit, bulu, dan kuku. Meski disebut “ringworm,” penyakit ini bukan disebabkan oleh cacing. Gejala utama meliputi bercak kebotakan berbentuk bulat, kulit bersisik, dan gatal.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit kucing satu ini, mari simak artikel Igloo ini. Dengan begitu, kamu sebagai pemilik kucing bisa lebih waspada dengan mengenali ciri dan penyebab ringworm, sehingga bisa mencari cara pengobatan yang tepat.
Ciri-ciri Ringworm pada Kucing
Penyakit ringworm pada kucing harus diwaspadai oleh para pemilik anabul. Dengan mengenali ciri-cirinya, sang pemilik bisa segera memastikan bahwa anabul kesayangan mereka terserang ringworm, sehingga bisa segera membuat keputusan yang tepat dalam hal penanganan.
Adapun ciri ciri ringworm pada kucing di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Bercak Kebotakan pada Bulu
Salah satu ciri utama ringworm adalah munculnya bercak kebotakan berbentuk melingkar pada kulit kucing. Area ini biasanya bebas dari bulu dan berwarna merah atau bersisik. Kebotakan ini sering ditemukan di area kepala, leher, kaki, maupun ekor.
2. Kulit Bersisik atau Kering
Area yang terinfeksi biasanya menunjukkan tanda kulit kering atau bersisik. Pada beberapa kasus, area yang terkena jamur mungkin terlihat seperti berkerak dan terasa kasar saat disentuh. Infeksi jamur karena jamur menyerang lapisan kulit luar yang mengakibatkan kerusakan sel, sehingga bisa membuat kulit kucing terasa bersisik.
3. Luka Merah atau Iritasi
Ringworm dapat menyebabkan iritasi pada kulit kucing yang membuat kulit tampak merah dan meradang. Beberapa kucing mungkin merasakan gatal di area tersebut, sehingga anabul sering menggaruk atau menjilati daerah yang terinfeksi.
4. Berbentuk Lingkaran
Infeksi ringworm sering menimbulkan lesi berbentuk lingkaran yang khas. Lesi ini bisa berukuran kecil hingga besar, dan biasanya berwarna merah di bagian tepi. Berkat adanya lesi ini, pemilik anabul bisa lebih mudah mengenali kucing mereka terkena ringworm.
5. Terdapat Patahan Bulu di Sekitar Area Terinfeksi
Pada area yang terkena ringworm, bulu kucing cenderung patah dengan mudah atau terlihat lebih rapuh dibandingkan bulu yang sehat. Ini karena jamur merusak akar bulu sehingga membuatnya mudah lepas atau patah.
6. Kuku yang Rusak
Infeksi jamur dapat menyebar ke kuku, yang menyebabkan kuku terlihat rapuh, retak, atau bahkan menebal. Ciri ini lebih jarang terjadi tetapi bisa muncul pada kasus yang lebih parah.
7. Gatal pada Kulit
Tidak semua kucing yang terinfeksi ringworm mengalami gatal. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, anabul kesayangan merasa tidak nyaman dan menggaruk area yang terkena infeksi. Rasa gatal ini bisa menyebabkan kulit menjadi semakin merah dan iritasi.
Penyebab Ringworm pada Kucing
Meski dikenal sebagai ringworm, tidak ada kaitannya antara ringworm pada kucing dengan cacing. Kondisi kesehatan satu ini terjadi karena jamur dermatofi berjenis Microsporum canis.
Saat mengenali beberapa ciri ringworm di atas, kamu mungkin penasaran apa saja yang menjadi penyebab kucing kesayangan terinfeksi jamur satu ini. Nah, agar bisa melakukan pengobatan dan pencegahan dengan tepat, kenali beberapa penyebab ringworm pada kucing berikut:
1. Infeksi dan Lingkungan Sekitar
Perlu diketahui bahwa jamur penyebab infeksi ringworm seringkali hidup di lingkungan yang hangat dan lembap. Jamur tersebut bisa bertahan hidup selama beberapa bulan pada beberapa permukaan benda, seperti tempat tidur kucing, furniture, dan karpet.
Kucing yang sering bermain di luar rumah berisiko lebih tinggi terkena ringworm.
2. Adanya Kontak dengan Hewan yang Terinfeksi Ringworm
Penyebab lain terjadinya ringworm pada kucing adalah terjadinya kontak kucing dengan hewan lain yang sudah terinfeksi ringworm. Apabila kucing hidup di lingkungan dengan polusi tinggi dinilai lebih rentan terhadap infeksi ringworm. Beberapa sumber penularan ringworm di antaranya adalah kontak langsung dengan bulu hewan yang terinfeksi serta alat perawatan hewan terinfeksi yang tidak dibersihkan dengan benar.
3. Lemahnya Sistem Kekebalan Tubuh Anabul
Kekebalan tubuh kucing yang lemah dapat menyebabkan terjadinya ringworm pada kucing. Beberapa kucing yang lebih rentan terhadap infeksi ringworm di antaranya adalah kucing lansia, anak kucing, dan kucing yang memiliki riwayat medis tertentu. Stres dan malnutrisi juga bisa melemahkan imunitas tubuh kucing, sehingga anabul mudah terkena infeksi jamur satu ini.
4. Kulit Kucing yang Tidak Sehat
Apabila kulit kucing dalam keadaan tidak sehat atau teriritasi, maka anabul menjadi lebih mudah terkena ringworm. Hal tersebut disebabkan oleh akses spora jamur menjadi lebih mudah untuk bisa menempel hingga berkembang biak pada kulit kucing yang rusak.
Cara Mengobati Ringworm pada Kucing
Salah satu alasan pentingnya mengenali ringworm pada kucing sedari dini adalah tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat. Dengan mengenali beberapa ciri-ciri kucing terindikasi infeksi ringworm, pemilik anabul bisa segera menghubungi dokter hewan atau segera membawanya ke klinik hewan terdekat.
Terdapat beberapa cara mengobati ringworm pada kucing yang bisa pemilik anabul lakukan di rumah, yaitu:
1. Mengaplikasikan Salep atau Krim Anti-jamur
Salah satu upaya dalam mengobati ringworm pada kucing adalah mengaplikasi salep atau krim anti-jamur. Biasanya, dokter hewan meresepkan clotrimazole atau miconazole agar nantinya bisa dioleskan ke bagian tubuh kucing yang terinfeksi oleh ringworm. Pemilik anabul bisa mengoleskan salep atau krim tersebut sesuai anjuran dokter hewan.
2. Mengonsumsi Obat Jamur Oral
Selain penggunaan salep anti-jamur, ringworm pada kucing juga bisa diobati dengan mengonsumsi obat jamur oral. Dokter hewan mungkin meresepkan obat oral seperti griseofulvin atau itraconazole ketika infeksi ringworm semakin meluas.
3. Memandikan Kucing dengan Sampo Khusus Anti-jamur
Untuk membantu proses penyembuhan ringworm pada kucing, pemilik anabul bisa memandikan anabul dengan menggunakan shampo khusus anti-jamur. Produk shampo dengan kandungan chlorhexidine diformulasikan untuk bisa mengurangi penyebaran infeksi jamur. Dokter hewan mungkin akan menyarankan pemilik anabul untuk memandikan kucing satu hingga dua kali dalam seminggu.
Beberapa rekomendasi shampo anti-jamur yang bisa pemilik anabul pilih adalah Olive Care Shampo Kucing Antifungal & Fleas, Figaro Pet Shampoo – Anti Fungal, Natural Septic Cat, dan Bukipet Shampo Natural Flea & Tick.
4. Mengisolasi Kucing Terinfeksi Ringworm dan Membersihkan Lingkungan Sekitar
Sebagai tindakan pencegahan penularan infeksi ke hewan lain atau manusia, sebaiknya segera isolasi kucing yang terinfeksi. Kemudian, lanjutkan dengan membersihkan lingkungan tempat tinggal, termasuk area bermain, tempat tidur, kandung, serta peralatan yang digunakan kucing. Untuk membunuh spora jamur, sebaiknya gunakan disinfektan. Sementara untuk menghilangkan spora di area lembap seperti karpet dan sofa, kamu bisa memanfaatkan penyedot debu.
5. Tidak Lupa untuk Menggunakan Perlengkapan Pribadi saat Merawat Kucing Terinfeksi
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk penyebaran jamur ke tubuh manusia, selalu gunakan perlengkapan pribadi saat merawat kucing yang terinfeksi ringworm. Kamu bisa menggunakan sarung tangan ketika mengobati dan memandikan kucing yang terkena infeksi jamur. Kemudian, tidak boleh lupa untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun antimikroba.
Apakah Ringworm pada Kucing Menular ke Manusia?
Ringworm pada kucing menimbulkan kekhawatiran para pemiliknya. Mereka yang masih awam bahkan khawatir akan penularan penyakit ini terhadap hewan peliharaan lain, bahkan manusia yang tinggal bersama dengan kucing yang terinfeksi.
Lantas, apakah ringworm kucing menular ke manusia? Ringworm merupakan infeksi jamur pada kucing, namun tidak berhubungan dengan paparan cacing terhadap anabul. Ringworm terjadi akibat jamur M. Canis atau Microsporum Canis. Infeksi jamur ini bersifat zoonosis, sehingga bisa menular ke hewan lain maupun manusia.
Pada saat kucing kesayangan terinfeksi ringworm, pastikan kamu dan orang-orang tersayang lebih berhati-hati. Ringworm bisa menular ke manusia melalui kontak fisik langsung antara manusia dengan anabul. Penularan juga bisa terjadi apabila manusia menyentuh barang-barang yang sudah terkontaminasi dengan ringworm.
Kotoran anabul juga bisa menjadi media penularan ringworm pada kucing ke manusia. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari menyentuh kotoran kucing menggunakan tangan secara langsung.
Asuransi Hewan Peliharaan, Perlindungan Tepat untuk Anabul
Dengan mengetahui ciri ciri, penyebab, dan cara mengobati ringworm pada kucing, kamu mungkin semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan anabul dan proteksi terhadap risiko yang bisa terjadi kapan saja kepada anabul.
Proteksi yang tepat bisa didapatkan dengan membeli Asuransi Hewan Peliharaan. Asuransi ini mempunyai manfaat untuk menanggung biaya rawat jalan dan rawat inap. Nah, jika tertarik, kamu bisa membelinya di Igloo hanya melalui beberapa langkah mudah berikut:
- Pertama, pastikan kamu mengunjungi website Igloo atau bisa langsung ke halaman “Asuransi Hewan Peliharaan“.
- Kemudian, pilih polis asuransi yang sesuai dengan jenis hewan peliharaan, apakah anjing atau kucing, termasuk anabul yang tidak memiliki sertifikat (Stambum/ICA).
- Pilih “Cari di Sini” pada pilihan polis asuransi yang akan dibeli.
- Lanjutkan dengan mengisi informasi seputar hewan peliharaan secara detail dan benar.
- Lakukan pembayaran premi agar polis asuransi bisa segera diterbitkan.
Igloo tidak hanya menawarkan asuransi khusus hewan peliharaan, tetapi juga beberapa produk asuransi lain. Kamu bisa memilih produk sesuai jenis perlindungan yang diinginkan, mulai dari Asuransi Perjalanan, Asuransi Motor, hingga Asuransi Mobil.